Waktu tamu datang berkunjung...
BagikanTeman, perlulah anda tahu, bahwa kedatangan anda yang tidak terjadwal ini cukup merepotkan saya. Bahkan beberapa kegiatan kemudian saya batalkan atau tunda lantaran anda telah - atau hendak – datang.
Tapi jujur saya akui, saya senang pada anda. Whoa, jangan begitu, saya bersungguh-sungguh… Kenapa? Saya pun tidak pasti tahu mengapa, “just like u, no reason for that” meminjam kalimat teman saya nun di sana.
Hehe, tidak mengapa, tidak perlu berubah karena yang saya katakan barusan. Tidak perlu juga menjadi enggan berkunjung lantaran teriakan-teriakan tetangga saya pada beberapa kedatangan anda berselang. Memang, anda dipuji saat dibutuhkan dan diumpat saat tidak lagi demikian. Tapi bukankah itu bagian dari kelumrahan?
Maaf, saya tidak menawarkan anda duduk yang nyaman. Lha kalau anda masuk ruang tamu saya, malah saya kan yang jadi tidak nyaman. Maka biarlah begini saja, kita mengobrol di beranda. Maafkan juga karena saya tidak menyuguhkan apa-apa. Tidak roti, tidak juga kopi. Toh jelas terlihat itu bukan yang anda perlukan.
Eit, anda mulai nakal, main sentuh pipi segala, haha… Tapi biarlah, toh saya suka. Apa saya genit? Lha anda juga sih, membuat saya terbiasa dengan sentuhan-sentuhan anda di sekujur tubuh saya (yang kemarin itu lho, ingat?). Juga tamparan anda, membuat saya basah! Haha…
Lha, mau ke mana lagi? Ada kunjungan ke tempat lain lagi ya? Baiklah, kedatangan berikutnya saya tunggu, mohon beri tanda sebelumnya…
(Dan berakhirlah percakapan - monolog? - saya dengan hujan, yang entah kini berkunjung ke mana…)
-shar yanganuitu-
Tapi jujur saya akui, saya senang pada anda. Whoa, jangan begitu, saya bersungguh-sungguh… Kenapa? Saya pun tidak pasti tahu mengapa, “just like u, no reason for that” meminjam kalimat teman saya nun di sana.
Hehe, tidak mengapa, tidak perlu berubah karena yang saya katakan barusan. Tidak perlu juga menjadi enggan berkunjung lantaran teriakan-teriakan tetangga saya pada beberapa kedatangan anda berselang. Memang, anda dipuji saat dibutuhkan dan diumpat saat tidak lagi demikian. Tapi bukankah itu bagian dari kelumrahan?
Maaf, saya tidak menawarkan anda duduk yang nyaman. Lha kalau anda masuk ruang tamu saya, malah saya kan yang jadi tidak nyaman. Maka biarlah begini saja, kita mengobrol di beranda. Maafkan juga karena saya tidak menyuguhkan apa-apa. Tidak roti, tidak juga kopi. Toh jelas terlihat itu bukan yang anda perlukan.
Eit, anda mulai nakal, main sentuh pipi segala, haha… Tapi biarlah, toh saya suka. Apa saya genit? Lha anda juga sih, membuat saya terbiasa dengan sentuhan-sentuhan anda di sekujur tubuh saya (yang kemarin itu lho, ingat?). Juga tamparan anda, membuat saya basah! Haha…
Lha, mau ke mana lagi? Ada kunjungan ke tempat lain lagi ya? Baiklah, kedatangan berikutnya saya tunggu, mohon beri tanda sebelumnya…
(Dan berakhirlah percakapan - monolog? - saya dengan hujan, yang entah kini berkunjung ke mana…)
-shar yanganuitu-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar